Dunia dan Tantangan Baru dalam Kehidupan

Antara pertengahan atau akhir tahun 2017, ada hal baru yang membuat aku bahagia melakukannya. Walaupun hal tersebut, membuat aku harus belajar lagi dan itu sulit. Namun, karena aku memang menginginkan untuk bisa, ya tetap harus semangat untuk mempelajarinya. Hal baru tersebut adalah "menjahit". Dunia baru yang dari dulu hanya wacana semata, sekarang bisa terealisasi. Ya, terlambat sih.... tapi tak apa. Seperti kata pepatah "tak ada yang terlambat dan belajar pun tak mengenal umur". (mohon di cek ya kalau salah).

Ternyata menjahit itu seperti kegiata-kegiatan lain, yaitu: menyulam, merajut dan sebagainya yang membutuhkan kesabaran. Hal yang membuatnya berbeda adalah membuat polanya saja. Sekarang aku lebih menghargai profesi tukang jait, yang dulunya aku pikir mudah untuk membuatnya, tapi ternyata butuh waktu dan ketelatenan. Awal aku ikut les, di daerah Depok Baru yang diajari oleh seorang guru yang menurutku hebat di umur senjanya. Beliau masih bisa beraktifitas dengan sehat dan tersenyum bahagia untuk membagikan ilmu-ilmu menjahitnya kepada sesama. Dari beliaulah aku bisa belajar banyak hal, seperti belajar menjahit jilbab, mukenah, kebaya, baju wanita (tunik), kemeja laki-laki, kimono vest dan sebagainya.

Beberapa bulan belajar menjahit dengan beliau, aku merasa aku sudah mulai mengalami peningkatan terutama di hal menjahit dengan mesin. Kata beliau jaihitanku sudah mulai rapi. Selain itu, awal aku les menjahit aku belajar membuat pola dasar wanita dan mengukur badan wanita. Kegiatan ini benar-benar membuat aku lelah (karena menguras pikiran dan tenaga untuk berkonsentrasi). Setiap ingin membuat apa pun harus selalu di mulai dari membuat pola dasar, lalu dilanjutkan dengan pecah pola, pecah pola tersebut di tempelkan di kain untuk dipotong tentunya tidak asal potong ya.. ada ukuran yang harus dilakukan agar sesuai dengan pola yang ingin kita jahit, setelah itu gunting pola yang di kain dan di rader (kita garis menggunakan alat (lupa namanya) dengan karbon berwarna), jait jelujur, jait mesin dan terakhir di sum. (Tentunya proses ini akan ada sedikit perbedaan, disesuaikan dengan baju apa yang akan dibuat. Walaupun perbedaannya tak banyak).

Alhamdulillah beberapa bulan ini, karena tak punya mesin jait di rumah, dan ikut les hanya seminggu 1 (satu) kali. Aku sudah bisa membuat 2 baju kimono vest wanita dengan ukuran yang berbeda. Untuk kali ini akan membuat daster wanita dengan  ukuran sama mungkin jumlahnya akan tiga (3) atau empat (4) biji, lalu tempat jarum pentul, celana pendek dan hijab atau mukenah (impian sementara dan semoga cepat selesai untuk direalisasikan).

Paling penting dalam les ini adalah, seperti kata bu Abu
Jangan pernah bosan, untuk menjahit..
Sederhana bukan, tapi prosesnya butuh perjuangan.
Ini aku lampirkan beberapa foto yang sebenarna bukan foto awal project pertama, tetapi project kedua ...
Semoga bisa menginspirasi ya....
Tetap belajar, dan selalu belajar.

Gambar 1. Proses pemotongan kain


Gambar 2. Beberapa alat yang digunkan untuk membantu menjahit



Komentar

Postingan Populer